Jumat, 30 September 2011

lady rose


Aku tertegun melihat wajahmu
Merasuk ke dalam hingga menuju sel sel di tubuhku
Harum wangi tubuhmu membuatku ingin memelukmu dan berkata mesra  di dekat kedua  daun telingamu
Kemudian kau membalasnya dengan senyuman manismu
Tatapan matamu membuat kakiku bergetar, otakku melayang entah kemana, tanganku segera mungkin ingin memegang kedua tanganmu yang halus
Ku kecup bibirmu yang merah  membuat jantungku berdetak kencang
Aku semakin kagum denganmu, membuat aku hidup dua kali lipat lebih semangat
Buat aku kamu adalah embun dikala pagi
Begitu menyejukkan, sunset di sore hari, ombak di tepi pantai yang membuatku semakin sayang padamu
Aku sadar, aku hanya binatang jalang
Aku jauh darisempurna
Tetapi.....
Selama aliran darah dalam jantungku mengalir aku akan selalu berusaha
Karena hidup adalah sebuah ujian untuk meraih impianmu
Karena hiudup adalah perjuangan
Dan sekali lagi aku ingin mengatakan aku sayang kamu
Tak peduli berapa berat badanmu nanti
Kamu tetap yang termuah di hati
Dan sekali lagi izinkan aku menyayangimu

                                                                                                                

She



Aku Mengenal kamu atas izin illahi
Pertemuan di waktu itu, di bulan yang penuh berkah
Bibirku beku, kedua mataku tak henti-hentinya memandangi wajahmu
Kemudian tersimpan dalam benakku untuk bisa berbagi cerita denganmu
Pergi mengarungi lautan yang begitu luas
Tak Peduli ombak keras yang menerjang
Aku selalu berusaha  menjagamu

Dalam setiap kesempatan dan waktu yang diberikan kepadaku
Aku selalu berusaha untuk bisa jujur terhadap keadaan ini
Entah mengapa aku selalu dikondisikan oleh keadaanku yang aku juga tidak mengerti
Maka jangan pernah menolak jika aku ingin menemanimu, menjagamu, dan berbagi canda tawa denganmu

Hati ini sudah lelah untuk dibohongi
Yang aku lakukan tiap hari adalah hanya memandangi fotomu di dalam buku wajah
Khayalku sudah terlalu jauh untuk bisa meraih bintang yang selama ini aku inginkan
Bintang yang mungkin menyinariku dengan  penuh kehangatan
Menjaga lelap tidurku, dan membasuh peluh disetiap hari-hariku

Ini hanya sebagian kecil dari perasaanku kepadamu selama ini
Semoga kau mengerti dan semoga kau menyadari itu

                                                                                                                           

Menertawakan

Saat ini aku hanya ingin tertawa
menertawakan kehidupan yang bisa membuatku gila
Menertawakan Presidenku yang plin-plan (maaf pak, tetapi memang seperti itu    keadaannya).
Menertawakan pola dan tingkah laku wakil rakyat yang kerap sepeti anak TK
Menertawakan penjilat-penjilat Sibuya
 menertawakan rencana gelora Jakabaring yang diubah menjadi gelora Sibuya
Menertawakan sikap Bapak dan Ibu Menteri yang juga tidak timbul rasa sadar dalam dirinya
Menertawakan budaya korupsi yang sudah semakin kronis. Negara ini seolah-     olah menjadi surga bagi para koruptor, negara ini termiskinkan oleh koruptor
Menertawakan mengapa koruptor belum juga puas dengan apa yang sudah ia punya
Menertawakan hukum yang menjadi rimba bagi rakyat kecil. Rakyat sudah  terjepit dengan situasi seperti ini
Menertawakan aparat yang katanya penegak hukum tetapi justru senang melakukan praktek mafia hukum
Menertawakan suatu Departemen yang selalu memeras uang CPNS untuk bisa masuk kedalamnya.  sehingga yang terjadi adalah bagaiman uang yang sudah dikeluarkan cepat balik kembali
Menertawakan cerita temanku yang diperas ketika mengurus surat-surat penting
Menertawakan nasib para petani, yang seharusnya di Negara agraris ini mereka dapat menjadi kaya
Menertawakan nasib venue-venue Sea-Games yang belum juga rampung
Menertawakan seniman-seniman yang semakin berani meyindir pemimpinnya
Menertawakan terbakarnya Kapal, jatuhnya pesawat hingga meningkatnya kecelakaan saat arus mudik
Menertawakan ambruknya sekolah-sekolah di daerah-daerah, di bawa kemana anggarannya pak?
Menertawakan buruknya sistem transportasi, penuh sesaknya Kereta, Pemerkosaan dalam angkot, berdempetan di Busway

Rabu, 28 September 2011

entah

Dibawah jembatan lima
Aku melihat lelaki tua
Menghisap dalam rokoknya
Pandangannya kosong
Hanya memakai kaos oblong
Sebelah tangannya gemetar
Dahinya sudah mengkerut
Kulitnya keriput
Sesekali aku perhatikan ia menghirup secangkir kopi hitam pekat....