Artikel ini saya angkat
karena saya menjumpai beberapa thread tentang munculnya kembali PKI di tanah
air. Karena rasa penasaran, saya searching beberapa narasumber dan menemukan
fakta-fakta menarik yang belum saya ketahui sebelumnya.
Lambang "sakral"
ini membuat sebagian orang yang melihat merinding melihatnya maupun
mendengarnya, teringat "sejarah" masa lalu yang kelam PKI dipelajaran
sekolah waktu duduk di bangku SD. Puncak-puncaknya pada masa pemerintahan
Soeharto.
Jadi teringat dulu ada yang bilang:
"huss.. jangan bawa
gambar nanti ditangkap/diculik/dibunuh loh?"
dan apabila ada gambar tokoh
yang dibenci terutama tokoh politik dicoret logo tersebut diatasnya yang
menandakan penghinaan sebesar-besarnya (maksud yang mencoret), bahkan ada yang
mengidentikkan lambang palu arit ini ibarat senjata tajam yang mencerminkan
kekejaman, kekerasan dan merah ibarat kekuasaan dan pertumpahan darah???
Lambang palu dan sabit yang
menjadi simbol dari komunis memiliki sejarah yang tidak ada hubungannya dengan
komunisme. Simbol palu mewakili para buruh dan sabit mewakiti para petani.
Setelah revolusi industri di Eropa, kaum buruh dan petani semakin terpinggirkan
dan tertindas. Simbol palu dan sabit yang menyilang muncul sebagai bentuk
pengkomunikasian bersatunya kaum buruh dan petani dalam revolusi Bolshevik
tahun 1917 di Rusia. Di tahun-tahun berikutnya, lambang palu dan sabit menjadi
simbol pemberontakan, bahkan sampai sekarang.
Gambar monumen patung buruh
dan petani
Revolusi para pekerja yang
tergolong kalangan bawah tersebut mengundang perhatian dunia. Mereka yang
menyepelekan kaum pekerja tidak mengira akan kekuatan yang dimiliki oleh
persatuan kaum buruh dan petani. Pihak komunis-sosialis, yang sebelumnya
menggunakan bendera merah atau sering dikenal dengan tentara merah,
memanfaatkan simbol pekerja tersebut sebagai lambang bendera partai komunis.
Tahun 1922 penggunaan lambang palu dan sabit menyilang dengan latar belakang
merah diresmikan menjadi bendera komunis di seluruh dunia.
Simbol merupakan kode untuk
berkomunikasi atau pertukaran informasi dalam interaksi sosial. Dari uraian
diatas, simbol muncul dalam bentuk lambang palu dan sabit, berupa artefak
bendera, atribut, dan lainnya. Peran Artefak dalam Pertukaran Informasi yaitu:
-Sebagai simbol wilayah
kekuasaan & sosial
-Sebagai simbol penguat
kesatuan etnik
-Sebagai simbol pemeliharaan
dan penguatan jaringan pencarian pasangan hidup
-Sebagai simbol penguatan
hubungan antar masyarakat
-Sebagai simbol kedudukan
struktural
Pada awalnya, para buruh dan
petani menyampaikan eksistensi mereka dalam revolusi melalui simbol palu dan
sabit. Simbol ini kemudian menjadi identitas para pekerja kasar sebagai
solidaritas, pemersatu dan penguat hubungan antar masyarakat. Apabila revolusi
yang dilakukan tidak memunculkan simbol, maka akan sulit untuk menunjukkan
keberadaan kaum buruh dan petani di mata dunia, serta sulit untuk menggerakkan
kaum pekerja yang lain. Dengan demikian simbol palu dan sabit memiliki arti
penting dalam penyampaian pesan revolusi.
Besarnya pengaruh revolusi
palu dan sabit mengakibatkan orang mengidentikkan lambang palu dan sabit
sebagai simbol pemberontakan. Dalam perkembangannya, simbol palu dan sabit
tidak hanya digunakan oleh kaum pekerja tapi juga kaum borjuis (pelajar) saat
menolak kebijakan pemerintah. Simbol ini juga digunakan oleh kaum sosialis yang
menjunjung tinggi kesetaraan status.
Tahun 1922, tentara merah
meresmikan simbol palu dan arit yang menyilang dimasukkan ke dalam lambang
bendera partai politiknya. Lambang ini memiliki makna bahwa partai komunis
menjunjung tinggi para pekerja kasar. Dari sini diharapkan pendukung partai
dapat dihimpun dari para buruh dan petani yang cenderung memiliki massa lebih
banyak.
Simbol palu dan sabit
berubah fungsi dan makna sesuai dengan perkembangan jaman. Makna yang semula
dikomunikasikan melalui simbol palu dan sabit berubah interpretasinya sesuai
dengan kondisi jaman dan pengalaman sejarah.
Di Indonesia, sejak
peristiwa G 30 S PKI, simbol palu dan sabit menjadi tabu karena
diinterpretasikan dengan komunis yang ingin menghancurkan Indonesia dari dalam.
Namun setelah lengsernya pemerintahan orde baru, simbol palu dan sabit mulai
bermunculan lagi dalam berbagai bentuk dan lambang. Interpretasi orang saat ini
bisa beraneka macam terhadap simbol tersebut. Ada yang mengartikan sebagai
penganut komunis, penganut sosialis, lambang revolusi, bentuk protes terhadap
pemerintahan, dan lainnya. Semua makna tidak salah, kembali ke pengertian
simbol yang memiliki banyak arti, dan hanya dipahami oleh manusia, sehingga
yang bersangkutan dituntun untuk memahami objek untuk mengetahui makna yang
terkandung dalam simbol tersebut.
Lambang Komunis lainnya:
RED STAR
Bintang merah yang berujung
lima adalah lambang komunisme serta sosialisme yang lebih umum. Yang
melambangkan kelima jari tangan pekerja, serta kelima benua. Bintang berujung
lima dimaksudkan untuk mewakili kelima kelompok sosial yang akan membawa Rusia
ke komunisme: kaum muda, militer, industri , buruh petani, dan cendekiawan.
Bintang merah adalah salah
satu lambang, simbol, dan tanda yang mewakili Uni Soviet di bawah kekuasaan dan
bimbingan Partai Komunis, serta palu dan arit. Juga dipakai sebagai lencana di
kamp tawanan Jerman pada saat itu di bawah Hitler dan WWII (perang dunia 2)
untuk menandakan komunis.
Bendera merah sering
dikombinasi dengan lambang komunis dan nama partai lain. Bendera dipakai di
berbagai komunis dan sosialis seperti May
Day. Bendera juga biasanya dihubungkan dengan sosialisme.
Bendera merah mempunyai
banyak arti di sejarah tetapi terlebih dulu dipakai sebagai sehelai bendera
pembangkangan. Bendera merah mendapat arti politik modernnya di Revolusi
Perancis 1871. Sesudah Revolusi Oktober, pemerintah Uni Soviet mengambil
bendera merah dengan palu dan arit yang dilapiskan keatas sebagai bendera
nasionalnya. Karena Revolusi Oktober, berbagai negara bagian sosialis dan
pergerakannya sudah memakai bendera merah.
Kita harus belajar sejarah
lagi dengan benar.
Yang terjadi pada tahun 1965
adalah:
1. Penculikan dan pembunuhan
jenderal-jenderal.
Tetapi sampai sekarang masih
tidak diketahui dengan pasti siapa dalangnya. Sedikit mengenai penculikan dan
pembunuhan ini; koran Angkatan Bersenjata (Berita Yudha) melaporkan bahwa
selain pembunuhan juga terjadi penyiksaan terhadap jenderal-jenderal tersebut.
Tetapi berita tersebut dikeluarkan sebelum hasil visum dari FKUI keluar. Dan
setelah hasil visum dari FKUI keluar ternyata justru tidak ditemukan sedikitpun
penyiksaan terhadap para jenderal tersebut. Laporannya adalah mereka mati
karena ditembak. Waktu itu hasil visumnya ditahan oleh pihak Angkatan
Bersenjata. Tetapi kemudian berhasil "dilarikan" ke luar negeri oleh
Indonesianis Benedict Anderson (Cornell University), sehingga kita bisa baca
hingga hari ini.
2. Penangkapan, penyiksaan,
dan pembunuhan
Dilakukan terhadap banyak
sekali anggota PKI, simpatisan PKI, orang-orang yang dekat dengan PKI, dan
orang-orang yang dicurigai sebagai PKI; dengan tanpa pengadilan.
Ya, korbannya justru adalah
orang-orang PKI. Ada banyak tafsiran untuk jumlah korban. Ada yang menyebut
ratusan ribu orang. Ada yang menyebut sejuta orang. Bahkan menurut Letjen.
Sarwo Eddie sendiri, yang ditugaskan untuk "menumpas" PKI, korbannya
mencapai 3 juta orang.
Bahkan sekadar orang (bukan
PKI sama sekali) yang sedang membawa buku berbahasa Russia untuk dikembalikan
ke perpustakaan universitas pun ikut ditangkap dan dikirim ke pulau Buru selama
belasan tahun (baca: Kresno Saroso - Dari Salemba ke Pulau Buru).
Ada banyak sekali anggota
Gerwani yang diperkosa, disiksa, dan dibunuh, dipenjarakan tanpa pengadilan.
Gerwani ini apa? Organisasi satanistik seperti di film G/30S itu? Ngaco!
Gerwani adalah organisasi perempuan PKI.
Ratusan ribu orang lainnya
dipenjara, disiksa, dan dipekerja-paksakan sebagai Tapol di pulau Buru selama
puluhan tahun. Mereka dan anak-anaknya mendapat perlakuan diskriminatif sampai
saat ini. Sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu
korbannya.
Siapa yang melakukan itu
semua? ABRI, dibantu oleh ormas-ormas semacam Banser NU. Ini bukan fitnah,
karena masih ingatkah Gus Dur sendiri sewaktu dia masih menjadi presiden pernah
mengatakan bahwa dia (Gus) sudah meminta maaf kepada korban-korban 1965 sejak
dari sewaktu dia menjadi ketua NU. Ini perkataan dia di TVRI waktu itu: "Dari dulu pun, saya sudah minta
maaf. Bukan sekarang saja, tanyakan pada teman-teman di lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Saya sudah meminta maaf atas segala pembunuhan yang terjadi
terhadap orang-orang yang dikatakan sebagai komunis." (dikutip dari Kompas
15 Maret 2000)
Cobalah tanya ke orang-orang
yang sudah hidup pada zaman itu. Apa yang terjadi di jalan-jalan? Mayat siapa
yang tergeletak tak diurus sedikitpun seperti binatang di pinggir jalan? Apa
yang terjadi di hari itu? Siapa yang dibantai?
Cari sumbernya di internet;
bukan main banyaknya.
3. "Kudeta"
terhadap Presiden Sukarno
Yang kita tahu mulai dari
peristiwa itu, Sukarno perlahan-lahan menjadi terkebiri. Entah dengan
Supersemar. Kemudian Soeharto menjadi pejabat presiden, dan akhirnya resmi
menjadi presiden.
Banyak yang bilang bahwa PKI
hendak mengkudeta Sukarno. Bagaimana bisa?? PKI mesra sekali hubungannya dengan
Sukarno waktu itu. Mengkudeta Sukarno berarti mengkudeta diri sendiri.
Ah. Tetapi poin ke-3 ini
memang sudah menyertakan analisis. Cobalah dulu untuk mempelajari poin 1 dan 2.
Tidak diperlukan analisis sedikitpun, semuanya cuma fakta-fakta yang sudah
tercatat dalam sejarah. Hanya kita saja di Indonesia yang dibutakan dari
fakta-fakta tersebut.
***
Kalau di dalam negeri kita
mengenal komunisme di
Indonesia hanya sebagai setan paling najis di muka bumi, tidak
begitu menurut sumber-sumber yang lebih independen. Coba baca buku-buku sejarah
yang bukan keluaran resmi pemerintah. Bukan buku stensilan juga kok, baca
karya-karya Indonesianis asing seperti Benedict Anderson, Harry A. Poeze,
Rudolf Mrazek, dll - atau Asvi Warman Adam yang dari Indonesia; coba periksa
siapa itu PKI. Apa perannya dalam kemerdekaan Indonesia? Siapa itu Tan Malaka?
Siapa itu pemuda-pemuda yang "menculik" dan mendesak Sukarno untuk
proklamasi - kenapa sejarahnya tidak pernah dibahas? Apa itu pemberontakan 1926
di Banten? 1927 di Silungkang? Dan seabrek-abrek informasi lain yang tidak akan
kau temukan di buku pelajaran sekolah.
Kalau di luar negeri kita
berbicara tentang "peristiwa
1965 di Indonesia", yang dimaksud terutama bukanlah "PKI membunuhi jenderal" seperti
yang kita tau di dalam negeri. Melainkan pembantaian, pemenjaraan, penyiksaan, dan pemerkosaan
besar-besaran terhadap berjuta-juta orang yang "dituduh" komunis,
tanpa pengadilan.
Cari sumbernya di internet.
Melimpah ruah!
***
Ini kutipan dari orang yang
sekarang memimpin negara yang (pernah) dikenal sebagai musuh bebuyutan
komunisme:
"In 1965, under the
leadership of General Suharto, the military moved against Sukarno, and under
emergency powers began a massive purge of communists and their sympathizers.
According to estimates, between 500,000 and one million people were slaughtered
during the purge, with 750,000 others imprisoned or forced into exile. It was
two years after purge began, in 1967, the same year that Suharto assumed the
presidency, that my mother and I arrived in Jakarta."
Barrack Obama
Tak terjemahin:
"Pada tahun 1965, di
bawah pimpinan Jenderal Suharto, militer Indonesia mulai melawan Sukarno, dan
dalam kekuasaan darurat memulai pembersihan terhadap orang-orang komunis dan
simpatisannya. Menurut perkiraan, antara 500.000 hingga sejuta orang dibantai
selama pembersihan, dan 750.000 lainnya dipenjarakan atau dibuang secara paksa
[ke pulau Buru]. Dua tahun sesudah pembersihan dimulai, pada 1967, di tahun
yang sama ketika Suharto menjabat presiden, saya dan ibu saya tiba di
Jakarta"
Barrack Obama Dan masih ada
bukan main banyaknya sumber untuk dipelajari di internet, di buku-buku, di
majalah, bahkan sekarang ini di koran; bukan main banyaknya, melimpah ruah.
Yang dibutuhkan cuma mau belajar, mau mencari kebenaran, mau melihat kebenaran,
sedikit saja usaha, serta harga diri untuk menolak terus menerus dibodohi oleh
buku-buku sekolah dan kata-kata penguasa.
Sekadar untuk membuat mata
ini terbuka: Barang sedikit saja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar