Berjalan aku di atas air, melayang di udara, mengepakkan sayapku, mendarat di ruang hampa yang gersang, melihat burung-burung pemakan bangkai yang sejak tadi tertunduk lesu
Di sudut sana, bunga-bunga itu sudah mulai layu, kering warnanya abu kecoklat-coklatan, hembusan angin membawa debu menyemai ke dalam bunga, rohnya sudah berperang melawan ganasnya alam yang menyerangnya.
Tetesan embun terus membasahi kelopak bunga, dari kejauhan dalam benaknya malaikat masih berharap bunga tumbuh kembali, member keharuman bagi kumbang-kumbang kecil yang masih tertidur pulas di antara dedaunan.
Jika bunga itu mati, kemanakah aku melakukan proses penyerbukan, menghisap madu dari mahkota bunga, dilangit sana awan hitam menyelimuti langit kelam kelabu.
Derasnya hujan tidak juga menyegarkan bunga yang sudah layu itu, terima kasih bunga, kau kupelihara sejak kecil, 23 tahun aku bermain denganmu, 13 tahun menjalani hidup bersamanya, 1 tahun 8 bulan kumbang menghisap madu dari indahnya mahkotamu, kelopakmu.
Wangimu tetap di udara, tenggelam di dasar lautan, terbang bersama debu-debu yang kini menjadi berlian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar