Jumat, 03 Juni 2011

Jika Bung Karno Hidup Kembali

Siapa yang tak mengenal bung Karno? Proklamator, Seniman, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Orator Ulung, Panglima Besar Revolusi Indonesia, tokoh paling di gandrungi di Indonesia, tokoh paling disegani di dunia. Penggagas gerakan Non Blok, Berani melawan Negara-negara barat, menyerukan perang terhadap Nekolim(Neo Kolonialisme dan Imperialisme), tidak henti-hentinya mengumandangkan “ganyang Malaysia” , membentuk Conefo sebagai tandingan PBB.  Apalagi bagi kebanyakan masyarakat Jawa. Bung Karno bagaikan dewa, malaikat, titisan Tuhan yang paling sempurna. Saya pernah membaca buku “Intrik dan lobi politik karangan Prof.Tjipta Lesmana di dalam bukunya ia bercerita “Banyak pemimpin-pemimpin besar lahir di belahan dunia ini, Tetapi bung Karno lahir memang untuk menjadi seorang pemimpin”. Terserah bagaimana anda mendeskripsikan kalimat tersebut, yang jelas saya setuju dengan pernyataan tersebut. Bung Karno dikaruniai bakat yang sangat luar biasa. Beliau begitu lihai memainkan tongkat kendali kekuasaan, sangat karismatik, berjuang demi memajukan Bangsa dan Negara ini. Tidak pernah letih mengumandangkan NKRI adalah harga mati. Negara ini begitu sangat luar biasa pada zaman itu. Timbul istilah Soekarnoism, lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni . Pemikirannya terkadang melampaui batas manusia kebanyakan. Sangat Visioner memandang jauh ke depan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.Pancasila sebagai dasar Negara, Falsafah Negara dicetuskan oleh Bung Karno. Walaupun pada jaman Orba terjadi polemik Pancasila bukan dasar pemikiran Soekarno. Kendati demikian tak mengubah kecintaan para pengagum Soekarno.
Kini jaman telah jauh berganti.66 tahun Indonesia merdeka Negara ini bukan menunjukkan grafik kearah yang lebih baik, tetapi seperti jalan di tempat atau mengalami kemunduran. Bangsa ini mengalami krisis Pemimpin, the God Father untuk bisa membawa bangsa ini menjadi Negara yang maju. Pemimpin saat ini lebih mengutamakan kepentingan golongan dari pada kepentingan orang banyak. Mencari dan mengeruk yang Negara dengan cara korupsi. Menyengsarakan rakyat, menimbulkan mosi tidak percaya terhadap pemimpin-pemimpin bangsa ini. Suap menyuap untuk membangun fasilitas Negara. Kita lihat sejenak ketika Soekarno mencetuskan pembangunan Mercusuarnya. Dengan membangun Stadion GBK, Monas, Mesjid Istiqlal, Gereja Katedral, Patung Tugu “Selamat Datang”, Jembatan Semanggi. Itu semua adalah peninggalan pada era Bung Karno. Dan kita masih menikmatinya hingga saat ini, dapat berdiri kokoh.Padahal pembangunan itu semua membutuhkan dana yang tidak sedikit dan mendapat kecaman dari berbagai pihak. Tetapi bung Karno tetap bersikeras untuk membngun untuk segenap rakyat Indonesia. Ingin tampil kepada dunia bahwa Indonesia bisa menjadi Negara yang besar, Negara yang ditakuti, Negara yang disegani.
Ini yang tidak terlihat dari pemimpin-pemimpin bangsa ini. Sibuk dengan urusannya masing-masing, kegiatannya penuh dengan bisnis ini itu, memperkaya diri, gusur sana gusur sini. Lihat saja faktanya belum ada pembangunan yang semegah pada era bung Karno. Fasilitas olahraga khususnya stadion-stadion sangat buruk kondisinya, Kurangnya tempat-tempat umum yang diperuntukkan untuk masyarakat luas.Bayangkan jika bung Karno hidup kembali, mustahil memang. Paling tidak  lahir sososk pemimpin yang seperti beliau. Negara ini tetap menjaga integritasnya sebagai bangsa yang besar. Mengamalkan nilai-nilai pancasila, memegang teguh pancasila, bekerja sepenuhnya untuk rakyat, berani dan konsisten dalam bertindak, melawan neo kolonialism dan imperialism, dan sudah tentu makin banyak bangunan-bangunan luar biasa yang sudah ada . Sebagai pembuktian bahwa Indonesia adalah sebagai bangsa yang besar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar