Kamis, 16 Juni 2011

Kelaparan di tengah Lumbung Padi

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia. Sebuah negara kepulauan lebih dari sekitar 17.000 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke. Menurut data hanya 6000 pulau yang baru berpenghuni. Kekayaan akan  sumber daya alamnya, memiliki lebih dari seribu kebudayaan yang tersebar di seluruh nusantara ini. Indonesia adalah negara dengan kawasan terluas di asia tenggara.Ikut serta dalam usaha menjaga perdamaian dunia. Indonesia pada masa kepemimpinan presiden Soeharto pernah mendapat julukan Macan Asia. Negara ini begitu sangat di segani negara-negara tetangga lainnya. Indonesia juga pada masa lampau sudah berkali-kali mendapat penghargaan dari FAO (Badan PBB yang menaungi bidang pangan dunia). Indonesia mengekspor beras ke berbagai negara. Melakukan swasembada beras.Indonesia bersama Filipina melakukan kerja sama di bidang pertanian, di tandai dengan adanya jenis padi varietas unggul di Los Bannos, Filipina. Indonesia benar-benar menjadi negara yang paling punya pengaruh.Indonesia juga disebut sebagai negara agraris. Dengan jumlah sawah yang tak terhingga berapa luasnya, Pantas saja Indonesia bisa menjadi pengekspor beras pada saat itu.Tidak hanya beras saja sebagai makanan pokok lebih dari sebagian besar masyarakat Indonesia.Di bidang pertanian Indonesia juga mengalami perkembangan yang sangat pesan pada saat itu.
Ironi memang jika kita melihat negara ini.Bandingkan Indonesia dahulu dengan sekarang, banyak sekali perbedaan-perbedaan.Rindu rasanya negara kita mendapat julukannya kembali sebagai Macan Asia, mendapat penghargaan dari FAO, menjadi negara pengekspor bearas ke negara-negara mancanegara. Banyak sekali perubahan yang terjadi. Bangsa ini sudah seringkali di injak-injak oleh negara lain. Bangsa ini sudah kehilanhan jati dirinya. Dapat kita bayangkan lalu renungkan sejenak , negara dengan sebutan negara agraris, mempunyai berhekter-hektar sawah, tanahnya subur, sumber daya alamnya melimpah ruah. Untuk makan nasi bagi masyarakat Indonesia saja negara ini harus import dari negara-negara lain.Sehingga harga beras menjadi sangat mahal.Pemerintah hingga mempunyai program yaitu Beras Raskin. Dimana beras raskin tersebut adalah beras yang tidak layak untuk dikonsumsi.Tetapi apa boleh buat, dengan ketrbatasan uang yang mereka punya akhirnya mereka pun memakan beras raskin. Beras sebagai makanan pokok dari orang Indonesia terkadang masih saj mengalami kekurangan pasokan. Sehingga menyebabkan harga beras jauh melonjak tinggi. Belum lama ini harga beras pun naik kembali. Di ikuti oleh kenaikan harga cabai yang jauh melambung tinggi. Alasan inilah yang membuat saya tertarik untuk langsung datang ke Tjipinang Jaya , tempat berkumpulnya para agen beras,disana sebagai pusat pasokan beras di sekitar wilayah DKI Jakarta. Beras-beras ini umumnya datang dari Pulau Jawa. Disana saya bertemu dengan orang-orang yang sangat ramah, mereka sangat senang untuk sekedar di foto bersama. Tidak ada kelelahan dalam diri mereka setelah seharian bekerja.Saya yang datang kesana begitu terharu , melihat kenyataan yang ada. Selaku pribumi saya agak miris, kebanyakan dari mereka yang menjadi Bos besar adlah orang-orang dari luar Indonesia. Orang asli Indonesia hanya menjadi kuli panggul,pencari beras,sampai supir. Mata saya tertuju kepada salah satu seorang ibu lebih dari setengah baya, Rubiyem namanya. Wanita ini berasal dari Boyolali,tempat tinggal sekarang bertempat di Jatinegara Kaum. Tinggal bersama Suami tercinta dan keempat orang anak.Ketika saya berbincang dengan ibu Rubiyem, ternyata pekerjaannya adalah mengambil sisa-sisa beras yang jatuh atau meminjam jasa pencoblos karung beras jika ada bos/konsumen yang ingin melihat beras. Beliau sudah menjalani pekerjaan itu sekitar empat tahun.Terkadang beras yang didapat it untuk sanak family atau bisa juga dijual kembali.
Belum sampai disitu saja petualangan saya ditempat ini, Pandangan saya berlanjut kepada kuli pemanggul beras.Terbesit dalam benak saya berat sekali memangul beras yang kini sudah ada di pundaknya.Tetapi itu sudah menjadi tugas yang harus mereka kerjakan untuk mencari sesuap nasi dan untuk keluarga di rumah. Seandainya boleh memilih pekerjaan , saya yakin mereka tidak akan mau bekerja seperti. Tetapi bagi mereka duit halal adalah segalanya . Dari pada melakukan korupsi yang jelas-jelas sangat tidak manusiawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar