Jumat, 30 September 2011

Menertawakan

Saat ini aku hanya ingin tertawa
menertawakan kehidupan yang bisa membuatku gila
Menertawakan Presidenku yang plin-plan (maaf pak, tetapi memang seperti itu    keadaannya).
Menertawakan pola dan tingkah laku wakil rakyat yang kerap sepeti anak TK
Menertawakan penjilat-penjilat Sibuya
 menertawakan rencana gelora Jakabaring yang diubah menjadi gelora Sibuya
Menertawakan sikap Bapak dan Ibu Menteri yang juga tidak timbul rasa sadar dalam dirinya
Menertawakan budaya korupsi yang sudah semakin kronis. Negara ini seolah-     olah menjadi surga bagi para koruptor, negara ini termiskinkan oleh koruptor
Menertawakan mengapa koruptor belum juga puas dengan apa yang sudah ia punya
Menertawakan hukum yang menjadi rimba bagi rakyat kecil. Rakyat sudah  terjepit dengan situasi seperti ini
Menertawakan aparat yang katanya penegak hukum tetapi justru senang melakukan praktek mafia hukum
Menertawakan suatu Departemen yang selalu memeras uang CPNS untuk bisa masuk kedalamnya.  sehingga yang terjadi adalah bagaiman uang yang sudah dikeluarkan cepat balik kembali
Menertawakan cerita temanku yang diperas ketika mengurus surat-surat penting
Menertawakan nasib para petani, yang seharusnya di Negara agraris ini mereka dapat menjadi kaya
Menertawakan nasib venue-venue Sea-Games yang belum juga rampung
Menertawakan seniman-seniman yang semakin berani meyindir pemimpinnya
Menertawakan terbakarnya Kapal, jatuhnya pesawat hingga meningkatnya kecelakaan saat arus mudik
Menertawakan ambruknya sekolah-sekolah di daerah-daerah, di bawa kemana anggarannya pak?
Menertawakan buruknya sistem transportasi, penuh sesaknya Kereta, Pemerkosaan dalam angkot, berdempetan di Busway

Tidak ada komentar:

Posting Komentar